Penyakit amandel atau radang amandel dikenal dalam dunia medis dengan istilah tonsilitis atau radang tonsil. Merupakan penyakit tenggorokan yang umumnya menyerang anak-anak usia 5 hingga 15 tahun, namun yang paling sering terjangkiti adalah anak usia antara 3 hingga 7 tahun.
AMANDEL DAN HABBATUSSAUDA
Amandel atau tonsil adalah dua massa jaringan limfatik (sistem kekebalan tubuh) yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Selain bertindak sebagai filter yang menjebak kuman yang akan masuk ke saluran napas, amandel juga menghasilkan antibodi yang membantu tubuh melawan infeksi pernapasan.
Saat lahir, amandel berukuran kecil dan secara bertahap akan bertambah besar hingga usia 8 atau 9 tahun. Namun amandel akan kembali menyusut pada usia 11 atau 12 tahun tetapi tidak hilang sepenuhnya. Ketika amandel atau tonsil ini terinfeksi, maka terjadilah radang amandel atau tonsilitis.
Radang amandel biasanya tidak menjadi berbahaya kecuali abses (pembengkakan) pada amandel terus berkembang. Ketika ini terjadi, pembengkakan yang cukup parah akan menghambat pernapasan anak Anda. Keadaan ini bisa saja berlangsung 4 hingga 5 kali dalam setahun.
Kebanyakan radang amandel yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dasar adalah karena infeksi virus. Beberapa jenis bakteri juga bisa menyebabkan radang amandel. Bakteri yang paling umum menyebabkannya adalah organisme yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan. Radang amandel yang disebabkan karena radang tenggorokan pada anak-anak hanya terjadi sekitar 30%, dan kurang terjadi pada orang dewasa.
Gejala Radang Amandel
Gejala utama radang amandel adalah peradangan dan pembengkakan pada amandel, kadang-kadang cukup parah hingga menutupi saluran napas. Gejala lainnya adalah:
– Nyeri pada tenggorokan, Warna kemerahan dan Lapisan putih atau kuning pada amandel
– Lepuh atau juga borok yang menyakitkan pada tenggorokan
– Keparauan (suara serak) atau bahkan kehilangan suara dan Sakit Kepala
– Kehilangan nafsu makan, nyeri pada telinga dan kesulitan menelan
– Kesulitan bernapas dari mulut disertai bau mulut
– Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau daerah rahang disertai demam, menggigil
Pada anak-anak, gejala radang amandel dapat disertai dengan :
– Mual, Muntah dan Nyeri perut
Agar merasa lebih baik, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan (terlepas dari penyebabnya virus atau bakteri) yaitu :
– Istirahat yang cukup dan Berkumur dengan air garam hangat
– Minum cairan hangat atau cairan yang sangat dingin untuk meringankan rasa sakit tenggorokan
– Makan makanan lunak (halus) dan gunakan alat cool-mist vaporizer atau humidifier di ruangan Anda
– Mengisap lozenges yang mengandung benzokain atau anestesi (pemati rasa) lain
– Mengonsumsi obat penghilang rasa sakit
PENGGUNAAN HABBATUSSAUDA UNTUK TERAPI
Ada sebuah riset yang dilakukan di negeri sendiri, tepatnya di RS Dr. Soetomo Surabaya, bagian THT, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Judul penelitian tersebut adalah “Symptomatic treatment of acute tonsillo-pharyngitis patients with a combination of Nigella sativa and Phyllanthus niruri extract”, dimana Habbatussauda dikombinasikan dengan Meniran digunakan sebagai terapi Tonsilopharingitis akut pada sejumlah pasien.
Hasilnya membuktikan bahwa gabungan Habbatussauda dan Meniran efektif meredakan nyeri telan serta kesulitan menelan pada pasien. Khasiat anti inflamasi sekaligus analgetik pada Habbatussauda terbukti bermanfaat bagi pasien tonsilopharingitis atau biasa disebut penyakit amandel.
PERAN HABBATS OIL :
Mengandung habbatussauda yang memiliki sifat ANTI INFLAMASI, mampu membantu meredakan 5 gejala inflamasi pada radang amandel yakni :
- Nyeri (dolor) : nyeri telan
- Panas (Kalor) : badan demam
- Kemerahan (rubor) : warna merah tenggorokan/amandelnya
- Bengkak (tumor) : tonsil/amandel bengkak
- Gangguan Fungsi (fungsio laesa) : fungsi seluruh tubuh menurun
Dosis untuk dewasa 3x setengah sendok takar,
Untuk anak-anak cukup 2x seperempat sendok disertai minum madu 3×2 sendok takar. Karena madu juga memiliki khasiat anti inflamasi.